Bagi agan-agan yang kebetulan mengalami error seperti itu pada komputer kalian ini ada cara mengatasinya. Pesan "Exception Processing Message c0000013 Parameters 75b6bf7c 75b6bf7c 75b6bf7c" ini muncul ketika kita memasukkan atau mencolokkan flashdisk atau kaset CD/DVD ke komputer, bisa terjadi karena kita pada hari kemarin-kemarinnya waktu mencolokkan atau memasukkan flashdisk atau kaset CD/DVD nya tidak benar.
Inilah cara mengatasinya :
1. klik start, lalu klik run (bisa juga dengan alternatif lain yaitu Start + R)
2. lalu didalam kotak run tulis regedit
3. setelah muncul, masuk ke [HKEY_LOCAL_MACHINE/SYSTEM/CurrentControlSet/Control/Windows]
4. lalu cari file yang bernama ErrorMode
5. setelah ketemu klik kanan pilih modify
6. setelah itu ganti angka 0 ke angka 2 lalu ok.
7 selesai deh... tinggal restart komputer Anda.
...semoga bermanfaat...
Jumat, 02 November 2012
Senin, 29 Oktober 2012
Rahasia Shortcut Pada Mozilla Firefox
Halaman Navigasi Shortcut
Cara pintas ini memungkinkan anda untuk navigasi cepat di sekitar halaman web, sebagian besar dengan hanya keystroke tunggal.
* Spasi + Page – Ke bawah satu layar penuh
* Shift + Spasi – Ke atas satu layar penuh
* Down Arrow – Gulir ke bawah
* Up Arrow – Gulir ke atas
* Page Down – Gulir ke bawah satu layar penuh
* Page Up – Ke atas satu layar penuh
* End – Ke Bawah (akhir) halaman
* Home – Ke atas (awal) halaman
Artikel, Tab dan Bookmarks Shortcut
Cara pintas ini berguna membantu Anda dengan cepat melakukan tugas umum yang berbeda dalam Firefox, mengatur Tab dan bookmark akses.
* F5 - Reload atau muat ulang halaman ini
* Alt + Home – Pergi ke halaman utama
* Ctrl + L – Pergi ke bar Alamat (Address Bar)
* Ctrl + K – Buka kotak pencarian di sudut kanan atas
* Ctrl + + – Memperbesar teks (Zoom In)
* Ctrl + – - Memperkecil teks (Zoom Out)
* Ctrl + P – Cetak halaman ini
* Ctrl + H – Membuka Sejarah Browsing di kolom di sebelah kiri
* Ctrl + T – Buka tab baru
* Ctrl + W – Tutup tab ini
* Ctrl + Tab – Maju ke tab berikutnya
* Ctrl + Shft + Tab – Mundur ke tab sebelumnya
* Ctrl + 1-9 – Melompat ke tab spesifik sesuai urutan nomor
* Ctrl + B – Buka atau tutup Bookmark di sidebar
* Ctrl + I – Buka atau tutup Bookmark di sidebar
Mouse Shortcut
Cara pintas ini meliputi roda gulir dan menggunakan fungsi klik (klik tengah) roda gulir.
* Shift + gulir ke bawah – Ke halaman sebelumnya
* Shift + gulir up – Ke halaman berikutnya
* Ctrl + gulir ke atas – Memperkecil teks (Zoom Out)
* Ctrl + gulir ke bawah – Memperbesar teks (Zoom In)
* Klik tengah pada link – Membuka link dalam tab baru
* Klik tengah pada tab – Tutup tab
Sabtu, 13 Oktober 2012
Cara download Indowebster
Saat ini saya akan share tentang cara download indowebster yang masuk ke downloadnya mozilla.
sering saat download file-file di Indowebster ee malah downloadnya masuk ke mozilla bukan IDM, caranya begini
sering saat download file-file di Indowebster ee malah downloadnya masuk ke mozilla bukan IDM, caranya begini
- kamu download file-file di indowebster, kan masuk di download mozilla, klik save file dah...
- setelah klik save kan muncul downloadan mozillanya lha kamu pause deh tu downloadan di mozilla
- setelah di pause, kamu klik kanan di file itu lalu ada tulisan Copy Download Link, lha kamu klik itu.
- setelah itu kamu masuk di IDM, bila gak punya IDM ni gua kasih tapi yang lama disini ini cara2nya disini
- setelah masuk di IDM kamu klik Add New Download di menu Tasks (pojok kiri atas)
- setelah itu muncul Enter new address to download nah tinggal OK aja dah...
- nah sekarang sudah bisa di download lewat IDM...
Film Avengers (2012)
The Avengers berkisah tentang tujuh pahlawan super yang terdiri dari Thor (Chris Hemsworth), Iron Man (Robert Downey Jr.), Captain America (Chris Evans), Hulk (Mark Ruffalo), Hawkeye (Jeremy Renner), Black Widow (Scarlett Johansson) dan Nick Fury (Samuel L. Jackson).
Dikisahkan keamanan global terancam dengan hadirnya kekuatan jahat terhebat yang belum pernah ada. Direktur S.H.I.L.D., Nick Fury, meminta bantuan tim "The Avengers" untuk mencegah bencana yang mengancam dunia. Mereka pun bersatu untuk melawan kekuatan jahat agar bumi tetap damai.
Tanggal Rilis : 4 May 2012 (USA)
Info :www.imdb.com/title/tt0848228/
IMDB Rating : 8.6/10 from 290,027 users
Star : Robert Downey Jr., Chris Evans and Scarlett Johansson,dll
Genre : Action | Sci-Fi | Thriller
Link Download
http://adf.ly/8AATM
http://adf.ly/8AALR
http://adf.ly/8AAZa
http://adf.ly/8AAgt
Untuk Subtitle Indonesianya
http://adf.ly/8ABxj
Rabu, 01 Agustus 2012
9 Tuntunan Minum Rasulullah
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”( Al-Ahzab 21)
Demikian firman Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab : 21 yang
mengingatkan kita bahwa Rasulullah Muhammad Saw adalah suri
teladan dan contoh terbaik bagi kita dalam menjalani setiap sisi dan aktifitas
kehidupan ini.
Begitu juga dalam hal yang mungkin kita anggap sepele yaitu aktifitas makan
dan minum, seringkali kita menyaksikan sahabat-sahabat kita kaum muslimin makan
dan minum dengan kondisi yang jauh dari apa yang Rasululloh Saw contohkan,
misal seringkali kita menjumpai orang-orang yang minum sambil berdiri atau bahkan
akan makan juga sambil berdiri, masyaAlloh.
Untuk itu mari kita sama-sama mengkaji bagaimana prilaku keseharian
Rasululloh Saw yang bisa kita tauladani terutama dalam hal makan dan minumnya
beliau, sebagai bukti cinta kita kepadanya dan menjadikan sunnah-sunnahnya
sebagai tauladan.
Dan
berikut 9 Tuntunan Minum dari Rasulullah :
1. Niatkan Minum sebagai Ibadah.
Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai
pahala.Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan
niat untuk beribadah. Wahai ibu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan
niat agar dapat beribadah kepada Allah. Dan janganlah lupa memberitahukan anak
tentang hal ini
2.Membaca Bismillah.
Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)Wahai ibu, jangan lupa untuk mengingatkan anak-anak kita untuk membaca ‘bismillah’ ketika hendak minum, agar setan tidak ikut serta menikmati makanan dan minuman yang sedang kita konsumsi.
Memulai minum dengan membaca basmallah.Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca ‘bismillah’ sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim.
Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir)
Dalam silsilah hadits shahihah, 1/611 Syaikh al-Albani mengatakan, “Sanad hadits ini shahih menurut persyaratan Imam Bukhari dan Imam Muslim)Wahai ibu, jangan lupa untuk mengingatkan anak-anak kita untuk membaca ‘bismillah’ ketika hendak minum, agar setan tidak ikut serta menikmati makanan dan minuman yang sedang kita konsumsi.
3.Menggunakan Tangan Kanan.
Minum dengan tangan kanan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)Ajarkanlah pada si kecil untuk selalu menggunakan tangan kanan ketika makan dan minum. Seringkali si kecil lupa meskipun telah kita ajari, apalagi ketika menyantap makanan ringan (snack) bersama teman mainnya. Nah, saat kita melihatnya, ingatkanlah ia. Janganlah bosan dan merasa jemu untuk mengingatkan anak kita. Insyaa Allah jika kita melakukannya dengan ikhlas mengharap ridha Allah, Allah akan mengganti usaha kita tersebut dengan pahala.
Minum dengan tangan kanan.Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim)Ajarkanlah pada si kecil untuk selalu menggunakan tangan kanan ketika makan dan minum. Seringkali si kecil lupa meskipun telah kita ajari, apalagi ketika menyantap makanan ringan (snack) bersama teman mainnya. Nah, saat kita melihatnya, ingatkanlah ia. Janganlah bosan dan merasa jemu untuk mengingatkan anak kita. Insyaa Allah jika kita melakukannya dengan ikhlas mengharap ridha Allah, Allah akan mengganti usaha kita tersebut dengan pahala.
4.Tidak bernafas dan meniup air minum.
Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Dalam Zaadul Maad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
Tidak bernafas dan meniup air minum.Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no. 263)
Dari Ibnu Abbas, “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas atau meniup wadah air minum.” (HR. Turmudzi no. 1888 dan Abu Dawud no. 3728, hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani).Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, “Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu.
Dalam Zaadul Maad IV/325 Imam Ibnul Qayyim mengatakan, “Terdapat larangan meniup minuman karena hal itu menimbulkan bau yang tidak enak yang berasal dari mulut. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup itu akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya.
5.Bernafas tiga kali ketika minum.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali.” Dan beliau bersabda, “Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat.”
Anas mengatakan, “Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali.” (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
6.Tidak minum langsung dari mulut teko/ceret.
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Ketahuilah wahai para ibu muslimah, yang sesuai dengan adab islami adalah menuangkan air tersebut ke dalam gelas kemudian baru meminumnya.Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.” Mengompromikan dua jenis hadits yang nampak bertentangan itu lebih baik daripada menyatakan bahwa salah satunya itu mansukh (tidak berlaku).”(Fathul Baari, X/94)
Dari Abu Hurairah, beliau berkata, “Rasulullah melarang minum langsung dari mulut qirbah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum yang lainnya.” (HR Bukhari no. 5627).
Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Ketahuilah wahai para ibu muslimah, yang sesuai dengan adab islami adalah menuangkan air tersebut ke dalam gelas kemudian baru meminumnya.Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu.” (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, “Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.” Mengompromikan dua jenis hadits yang nampak bertentangan itu lebih baik daripada menyatakan bahwa salah satunya itu mansukh (tidak berlaku).”(Fathul Baari, X/94)
7.Duduk ketika minum.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)
Namun disamping itu, terdapat pula hadits yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dari Ibnu Abbas beliau mengatakan, “Aku memberikan air zam-zam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637, dan Muslim no. 2027)Dalam hadits yang pertama Rasulullah melarang minum sambil berdiri sedangkan hadits kedua adalah dalil bolehnya minum sambil berdiri. Kedua hadits tersebut adalah shahih. Lalu bagaimana mengkompromikannya?
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Minum sambil berdiri tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang kurang utama.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya.” (HR. Ahmad no 8135)
Namun disamping itu, terdapat pula hadits yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam minum sambil berdiri. Dari Ibnu Abbas beliau mengatakan, “Aku memberikan air zam-zam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau lantas minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Bukhari no. 1637, dan Muslim no. 2027)Dalam hadits yang pertama Rasulullah melarang minum sambil berdiri sedangkan hadits kedua adalah dalil bolehnya minum sambil berdiri. Kedua hadits tersebut adalah shahih. Lalu bagaimana mengkompromikannya?
Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Minum sambil berdiri tidaklah haram akan tetapi melakukan hal yang kurang utama.
8.Menutup bejana air ketika malam hari.
Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini. Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)
Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari dan jangan lupa mengajarkan anak kita tentang hal ini. Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda,
“Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” (HR. Muslim)
9.Tidak mencela minuman yang ada dan bersyukur.
Ajarkan pula kepada anak, bahwa kita tidak boleh mencela makanan walaupun kita tidak menyukainya.
Ajarkan pula kepada anak, bahwa kita tidak boleh mencela makanan walaupun kita tidak menyukainya.
Demikian sekilas tentang bagaimana Rasulullohu ‘Alaihi Wasallam memberikan
ketauladan yang sangat baik untuk kita ummatnya tentang bagaimana seorang
muslim ketika melakukan aktifitas minum, yang insyaAlloh tidak hanya bernilai
ibadah tetapi juga akhirnya menjadi jalan kesehatan bagi tubuh.IsyaAlloh
Sumber Materi : Artikel Ustadz Aris Munandar (www.muslim.or.id)
Saling Berkunjung / Silaturrahmi Ketika Lebaran
Adalah menjadi kebiasaan di masyarakat kita untuk saling berkunjung
ke rumah kerabat dan tetangga saat lebaran tiba. Bahkan orang rela
datang jauh-jauh dengan tujuan pokok bisa berjumpa kerabat ketika hari
raya idul fitri. Bagaimanakah hukum agama menyikapi fenomena ini? Apa
benar bid’ah sebagaimana anggapan sebagian orang? Berikut ini beberapa
kutipan dari ulama dan para penuntut ilmu yang berhasil kami dapatkan,
moga bisa memberi sedikit gambaran untuk mendudukkan masalah ini secara
arif dan bijaksana.
Ummu Abdillah al Wadi’iyyah, putri Syeikh Muqbil mengatakan,
“Sebagian orang ketika ada momen tertentu semisal hari raya atau ada
yang baru pulang dari bepergian pergi menemui kerabatnya baik masih
mahram ataukah tidak dan berjabat tangan dengan perempuan yang masih
kerabatnya tersebut. Hal ini boleh jadi dilakukan dengan maksud
mendekatkan diri kepada Alloh atau hanya sebagai tradisi. Demikian pula
yang dilakukan oleh perempuan.
Ini adalah sebuah kekeliruan yaitu berjabat tangan dengan lawan jenis
yang bukan mahram. Sedangkan mengkhususkan saling berkunjung dan
berjabat tangan pada saat hari raya demikian pula ucapan selamat hari
raya bukanlah amal yang disyariatkan (baca: dianjurkan apalagi
diwajibkan) baik bagi laki-laki ataupun perempuan. Namun tidak sampai
derajat bid’ah kecuali jika acara tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan
diri kepada Alloh. Pada saat demikian maka berstatus bid’ah karena
ibadah dengan bentuk demikian tidak pernah dilakukan di masa Nabi.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mengada-ada dalam agama kami
ini sesuatu yang bukan bagian darinya maka sesuatu tersebut pasti
tertolak”.
Juga diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى
مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah firman Alloh
sedangkan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sejelek-jelek
perkara dalam agama adalah perkara yang baru. Setiap yang baru dalam
agama adalah bid’ah dan setiap bidah adalah kesesatan”.
Lafazh ‘kullu’ yang berarti setiap atau seluruh adalah kata yang
menunjukkan makna yang luas sehingga tercakup di dalamnya semua bid’ah
dan semua bidah adalah kesesatan.
Tradisi itu sendiri jika tidak memiliki landasan dalam agama sebaiknya dimusnahkan saja.
Lebih-lebih acara saling berkunjung saat hari raya itu banyak
membuang-buang waktu secara percuma. Sedangkan perempuan tidaklah
dibolehkan sering keluar rumah.
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
Yang artinya, “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu”
(QS al Ahzab:33).
Realitanya perempuan yang berkunjung saat lebaran keluar masuk dari suatu rumah ke rumah yang lain.
Namun perlu diperhatikan, kami tidaklah melarang kegembiraan dan
bersenang-senang ketika lebaran dan idul adha. Bahkan hal ini
disyariatkan (baca:dianjurkan) selama tidak menyelisihi ajaran al Qur’an
dan sunnah” (Nasihati lin Nisa’ hal 124-125).
Kutipan ini menunjukkan bahwa beliau berpendapat bahwa kebiasaan
berkunjung saat lebaran itu adalah perkara non ibadah sehingga tidak
bisa dinilai bid’ah kecuali jika diiringi niat menjadikannya sebagai
sarana mendekatkan diri kepada Alloh meski demikian beliau berpandangan
agar sebaiknya kebiasaan ini ditinggalkan (ingat, beliau tidak
mewajibkannya) dengan alasan: a) ini adalah kebiasaan yang tidak ada
landasannya dalam syariat b)membuang-buang waktu c)menyebabkan perempuan
keluar rumah tanpa ada keperluan mendesak.
Akan tetapi prinsip bahwa adat kebiasaan yang tidak ada landasannya
dalam syariat sebaiknya ditinggalkan adalah suatu hal yang perlu dikaji
ulang mengingat hukum asal perkara non ibadah adalah boleh.
Sedangkan Syeikh Wahid Abdus Salam Bali mengatakan, “Di antara kaum
muslimin ada yang kembali dari sholat hari raya menuju pekuburan untuk
menziarahi kuburan famili atau temannya. Di antara mereka ada yang
mengakhirkan ziarah hingga waktu Ashar di hari raya. Kedua perbuatan
tersebut adalah keliru disebabkan dua alasan:
1. bukan termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak
pula salah seorang dari shahabatnya mengkhususkan hari raya untuk ziarah
kubur.
2. hari raya merupakan hari untuk berbahagia bukan hari untuk berduka dan menangis. "Hari raya merupakan hari untuk mengunjungi orang yang hidup, bukan untuk mengunjungi orang yang telah meninggal” (50 Kesalahan Dalam Berhari Raya hal 48-49).
Di halaman lain dari buku yang sama, beliau mengatakan, “Pada hari raya, mengunjungi kerabat itu dianjurkan, demikian juga silaturrahmi".
Akan tetapi dalam acara berkunjung ini terkadang terjadi beberapa
pelanggaran syar’i. Saat berkunjung ke rumah paman, terkadang bertemu
dengan anak perempuan paman lalu orang tersebut bersalaman dengannya.
Hal ini tidak boleh dilakukan, dikarenakan anak paman dan anak bibi
adalah bukan mahram, tidak boleh bersalaman dengan mereka” (50 Kesalahan
Dalam Berhari Raya hal. 66).
Mungkin beliau berpendapat dianjurkan saling berkunjung karena saling berkunjung adalah salah satu bentuk mengungkapkan rasa gembira saat hari raya yang disyariatkan.
Hal ini juga pernah kami diskusikan dengan salah seorang penuntut
ilmu yaitu Ustadz Anas Burhanuddin di kota Madinah, melalui sms beliau
mengatakan, “Jika mengkhususkannya pada idul fitri, hal tersebut
bid’ah. Tapi jika memanfaatkan momen orang mudik untuk ziarah
(baca:berkunjung), Syeikh Ibrahim (ar Ruhaili) pernah bilang, ‘Syai-un thoyyib, suatu yang baik” (26 Agustus 2006, 13:09 waktu Madinah).
Hal ini juga pernah ditanyakan kepada Syeikh Sami Shughair, menantu
dan murid senior Syeikh Ibnu Utsaimin-melalui Ustadz Abu Ubaidah as
Sidawi ketika beliau masih di Unaizah- dan kurang lebih beliau
mengatakan, “Boleh saja, itu adat yang bagus”.
Artikel www.ustadzaris.com
Keutamaan Bulan Ramadhan
kesempatan kali ini menampilkan
artikel-artikel seputar puasa Ramadhan. Semoga dengan persiapan ilmu
ini, ibadah Ramadhan kita semakin lebih baik dari sebelumnya.
Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai
bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala
memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya.
Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan
diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada
bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada
para Nabi ’alaihimus salam.”
Setan-setan Dibelenggu, Pintu-pintu Neraka Ditutup dan Pintu-pintu Surga Dibuka Ketika Ramadhan Tiba
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
”Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan pun dibelenggu.”
Al Qodhi ‘Iyadh mengatakan, “Hadits di atas dapat bermakna,
terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu Jahannam dan terbelenggunya
setan-setan sebagai tanda masuknya bulan Ramadhan dan mulianya bulan
tersebut.” Lanjut Al Qodhi ‘Iyadh, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu
surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan
Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan
bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan
kebaikan daripada melakukan hal maksiat. Inilah sebab mereka dapat
memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan
terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi
maksiat ketika itu.”
Terdapat Malam yang Penuh Kemuliaan dan Keberkahan
Pada bulan ramadhan terdapat
suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu lailatul qadar
(malam kemuliaan). Pada malam inilah –yaitu 10 hari terakhir di bulan
Ramadhan- saat diturunkannya Al Qur’anul Karim.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي
لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2)
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3
”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul
qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).
Dan Allah Ta’ala juga berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
”Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”
(QS. Ad Dukhan: 3). Yang dimaksud malam yang diberkahi di sini adalah
malam lailatul qadr. Inilah pendapat yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ath
Thobari rahimahullah. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama di antaranya Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.
Bulan Ramadhan adalah Salah Satu Waktu Dikabulkannya Do’a
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ
عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
”Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka
pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia
memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizholimi”. An Nawawi rahimahullah
menjelaskan, “Hadits ini menunjukkan bahwa disunnahkan bagi orang yang
berpuasa untuk berdo’a dari awal ia berpuasa hingga akhirnya karena ia
dinamakan orang yang berpuasa ketika itu.” An Nawawi rahimahullah mengatakan
pula, “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa ketika ia dalam keadaan
berpuasa untuk berdo’a demi keperluan akhirat dan dunianya, juga pada
perkara yang ia sukai serta jangan lupa pula untuk mendoakan kaum
muslimin lainnya.”
Raihlah berbagai keutamaan di bulan tersebut, wahai Saudaraku!
Semoga Allah memudahkan kita untuk semakin meningkatkan amalan sholih di bulan Ramadhan.
Artikel www.muslim.or.id
Sunnah, Makruh, dan yang membatalkan Puasa
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan apa yang disunnahkan, dimakruhkan dan yang membatalkan puasa, agar kita mendapat ilmu tambahan... barangkali saja dari semua ini ada yang tidak tau... hehehe
dari pada banyak bicara silakan di lihat artikelnya:
Hal-hal yang disunnahkan dalam puasa
Ramadhan:
1. Menyegerakan berbuka puasa.
2. Sahur, sekalipun dengan seteguk
air.
3. Mengakhirkan sahur, dimulai dari
tengah malam.
4. Berbuka dengan kurma. Disunnahkan
dengan bilangan ganjil. Bila tak ada kurma, maka air zam-zam. Bila tak ada,
cukup dengan air putih. Bila tak ada, dengan apa saja yang berasa manis alami.
Bila tak ada juga, berbuka dengan makanan atau minuman yang diberi pemanis.
5. Membaca doa berbuka yaitu:
اَللّهُمَّ
لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلىَ رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ
وَابْتَلَّتِ اْلعُرُوقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ اِنْ شَاءَ اللهُ .اَلْحَمْدُ ِللهِ
الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ اَللّهُمَّ اِنِّي
أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ اَنْ تَغْفِرَ لِي .
6. Memberi makanan berbuka kepada
orang berpuasa.
7. Mandi janabat sebelum terbitnya
fajar bagi orang yang junub di malam hari.
8. Mandi setiap malam di bulan
Ramadhan
9. Menekuni sholat tarawih dan
witir.
10. Memperbanyak bacaan Al Quran
dengan berusaha memahami artinya.
11. Memperbanyak amalan sunnah dan
amal sholeh.
12. Meninggalkan caci maki.
13. Berusaha makan dari yang halal
14. Bersungguh-sungguh di sepuluh
hari terakhir, dan lain-lain
Hal-hal yang dimakruhkan dalam puasa
Ramadhan:
1. Mencicipi makanan
2. Bekam [mengeluarkan darah]
3. Banyak tidur dan terlalu
kenyang
4. Mandi dengan menyelam
5. Memakai siwak setelah masuk
waktu duhur.
|
Hal hal yang membatalkan pahala
puasa:
1. Ghibah (gosip)
2. Adu domba
3. Berbohong
4. Memandang dengan syahwat
5. Sumpah palsu
6. Berkata jorok atau jelek
|
|
Rasulullah SAW bersabda :
خمس
يفطّرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة
“ Lima perkara yang membatalkan
(pahala) puasa : berbohong, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan
syahwat “ (H.R. Anas)
Masalah yang berkaitan dengan Puasa
Masalah masalah yang berkaitan
dengan puasa:
1. Apabila seseorang berhubungan
dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa terpaksa dan
mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari
hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta
wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu:
-
membebaskan budak perempuan yang islam
-
jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut,
-
jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing
berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya
bagi laki laki.
2. Hukum menelan dahak :
- Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa.
- Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa.
Yang dimaksud batas luar menurut
pendapat Imam Nawawi (mu’tamad) adalah makhroj huruf kha’ (ح), dan dibawahnya
adalah batas dalam. Sedangkan menurut sebagian ulama’ batas luar adalah makhroj
huruf kho’(خ), dan di bawahnya adalah batas dalam.
3. Menelan ludah tidak
membatalkan puasa dengan syarat:
-
Murni (tidak tercampur benda lain)
-
Suci
-
Berasal dari sumbernya yaitu lidah dan mulut, sedangkan menelan ludah yang
berada pada bibir luar membatalkan puasa karena sudah di luar mulut.
4. Hukum masuknya air mandi ke
dalam rongga dengan tanpa sengaja:
-
Jika sebab mandi sunnah seperti mandi untuk sholat jum’at atau mandi wajib
seperti mandi janabat maka tidak membatalkan puasa kecuali jika sengaja atau
menyelam.
-
Jika bukan mandi sunnah atau wajib seperti mandi untuk membersihkan badan maka
puasanya batal baik disengaja atau tidak.
5. Hukum air kumur yang
tertelan tanpa sengaja:
- Jika berkumur untuk kesunnahan seperti dalam wudhu’ tidak membatalkan puasa asalkan tidak terlalu ke dalam (mubalaghoh)
- Jika berkumur biasa, bukan untuk kesunnahan maka puasanya batal secara mutlak, baik terlalu ke dalam (mubalaghoh) atau tidak.
6. Orang yang muntah atau
mulutnya berdarah wajib berkumur dengan mubalaghoh (membersihkan hingga ke
pangkal tenggorokan) agar semua bagian mulutnya suci.
Apabila ia menelan ludah tanpa
mensucikan mulutnya terlebih dahulu maka puasanya batal sekalipun ludahnya
nampak bersih.
7. Orang yang sengaja membatalkan
puasanya atau tidak berniat di malam hari, wajib menahan diri di siang hari
Ramadhan dari perkara yang membatalkan puasa (seperti orang puasa) sampai
maghrib dan setelah Ramadhan wajib mengqodhoi puasanya.
8. Berbagai konsekuensi bagi
orang yang tidak berpuasa atau membatalkan puasa Ramadhan:
1.
Wajib qodho’ dan membayar denda :
- Jika membatalkan puasa demi orang lain. Seperti perempuan mengandung dan menyusui yang tidak puasa karena kuatir pada kesehatan anaknya saja.
- Mengakhirkan qodho’ hingga datang Ramadhan lagi tanpa ada udzur.
2. Wajib qodho’ tanpa denda.
Berlaku bagi orang yang tidak
berniat puasa di malam hari, orang yang membatalkan puasanya dengan selain
jima’ (bersetubuh) dan perempuan hamil atau menyusui yang tidak puasa karena kuatir
pada kesehatan dirinya saja atau kesehatan dirinya dan anaknya.
3. Wajib denda tanpa qodho’.
Berlaku bagi orang lanjut usia dan
orang sakit yang tidak punya harapan sembuh, jika keduanya tidak mampu
berpuasa.
4. Tidak wajib qodho’ dan
tidak wajib denda.
Berlaku bagi orang yang gila tanpa
disengaja.
Yang dimaksud denda di sini adalah 1
mud (7,5 ons) makanan pokok daerah setempat untuk setiap harinya.
Materi Puasa
Secara bahasa (etimologi) berarti :
menahan.Menurut istilah syara’ (terminologi) berarti menahan diri dari perkara
yang membatalkan puasa mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan
niat tertentu.
Dasar wajib puasa:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa, (Al-Baqoroh 183)
Puasa diwajibkan pada bulan Sya’ban
tahun kedua hijriyyah.
Hikmah puasa : menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, memberikan pelajaran
bagi si kaya untuk merasakan lapar sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada
fakir miskin, dan menjaga dari maksiat.
Syarat sah puasa:
- Islam
- Berakal
- Bersih dari haid dan nifas
- Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.
Berarti tidak sah puasa orang kafir,
orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang
diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq.
Adapun perempuan yang terputus haid
atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat,
sekalipun belum mandi sampai pagi.
Syarat wajib puasa:
1. Islam
Puasa tidak wajib bagi orang kafir
dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan diadzab karena
meninggalkan puasa selain diadzab karena kekafirannya.
Sedangkan orang murtad tetap wajib
puasa dan mengqodho’ kewajiban-kewajiban yang ditinggalkannya selama murtad.
2. Mukallaf (baligh dan berakal).
Anak yang belum baligh atau orang
gila tidak wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh anaknya berpuasa pada
usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada
usia 10 tahun.
3. Mampu mengerjakan puasa (bukan
orang lansia atau orang sakit).
Lansia yang tidak mampu berpuasa
atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib
mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (7,5 ons)
makanan pokok untuk setiap harinya.
4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82
km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar).
Rukun-rukun puasa:
- Niat,
Niat untuk puasa wajib, mulai
terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya. Sedangkan niat
untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur) dengan syarat:
a. diniatkan sebelum masuk
waktu dhuhur
b. tidak mengerjakan hal-hal yang
membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat.
Niat puasa Ramadhan yang sempurna:
نَوَيْتُ
صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَان هذِهِ السَّنَة ِللهِ تَعَالَى
Saya niat mengerjakan kewajiban
puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT.
- Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau karena kebodohan yang ditolerir oleh syari’at (jahil ma’dzur).
Jahil ma’dzur/kebodohan yang
ditolerir syariat ada dua:
a. hidup jauh dari ulama’.
b. baru masuk islam.
Hal-hal yang membatalkan puasa :
- Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah.
- Murtad, sekalipun masuk islam seketika.
- Haid, nifas dan melahirkan sekalipun sebentar.
- Gila meskipun sebentar.
- Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.
- Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.
- Mengeluarkan mani dengan sengaja, seperti dengan tangan atau dengan menyentuh istrinya tanpa penghalang.
- Muntah dengan sengaja.
Menambah Pahala Puasa
1. Bulatkan Niat
Niat
adalah sumber kekuatan terpenting dalam menjalankan ibadah, sekaligus
menentukan apakah ibadah tersebut diterima atau tidak. Dengan niat
tulus, maka seseorang akan memiliki kekuatan dan tekat bulat untuk
menjalankan ibadah sebaik- baiknya dan semaksimal mungkin. Tentunya hal
ini akan memiliki timbal balik dengan diterimanya ibadah dari niat tulus
tersebut. Niat tidak perlu diucapkan secara lantang, tapi dalam hati
saja sudah cukup –kalau diucapkan secara lantang berarti niatnya ga’
ikhlas dong ya?
2. Perbanyak Sholat Sunah
Disamping
sholat lima waktu yang wajib dikerjakan, alangkah baiknya jika kita
memperbanyak sholat sunah. Sering ada istilah sederhana seperti : Buat
apa puasa ramadhan kalau tidak sholat tarawih??. Tapi ingat, selain
sholat tharawih kita juga dapat memperbanyak sholat witir, sholat dhuha,
sholat malam dan sholat sunah lainnya. Mengerjakan sholat sunah di
bulan ramadhan itu pahalanya berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-
bulan yang lain lho! Jadi… ayo rajin- rajin sholat!
3. Kurangi Keluh Kesah
Mengeluh
bias mengurangi pahala puasa kita dan meruntuhkan semangat kita dalam
berpuasa. Puasa ramadhan selama satu bulan memang penuh dengan godaan,
mulai dari rasa lapar/ haus, cuaca panas, teman- teman yang tidak puasa
dan mengajak berbuat nakal, dan lain- lain. Untuk menghindari keluh
kesah dan hal- hal yang dapat membatalkan puasa, mendingan kita tidur
siang saja ya, kan hukumnya sunah, jadi dapat tambahan pahala juga kan?.
4. Perbanyak Ibadah yang lain
Ramadhan
adalah bulan yang tepat untuk menumpuk pahala dan amalan ibadah. Selain
semua ibadah kita dilipatgandakan, kita juga akan merasa terlahir suci
kembali ketika hari kemenangan datang. Ibadah sunah yang dapat
diperbanyak dan dilipatgandakan antara lain membaca Al Qur’an, sedekah,
zakat, senyum, menolong orang lain, perbanyak zikir, dan lain- lain.
Sebenarnya sederhana kan? Mari kita perbanyak ibadah dan raih kemenangan.
Sedekah Dibulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah saw memberi teladan untuk lebih
bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan, adalah karena bersedekah
di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya.
Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa + sedekah + shalat malam = jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya.
Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat.
Allah swt berfirman: “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-KU dan AKU yang akan membalasnya” (HR. Muslim)
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya.
Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu.
Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu.
Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur” (HR. At Tirmidzi dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani).
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan.
Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi.
Subhanallah!
Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa.
Rasulullah saw bersabda:
Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi.
Subhanallah!
Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa.
Rasulullah saw bersabda:
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya” (HR. At Tirmidzi)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma
atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk
diberikan kepada orang lain.
“Rasulullah saw biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air”(HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud)
Betapa Allah swt sangat pemurah kepada hamba-NYA dengan membuka
kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di
bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan
kebaikan, termasuk sedekah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan.
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat
pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal
kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan
oleh Allah swt 10 sampai 700 kali lipat.
Berdasarkan hadits:
Berdasarkan hadits:
“Sesungguhnya Allah swt mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.”
Subhanallah…………
Ayo jangan tunda lagi,
Yuuuk………….giatkan bersedekah di bulan suci penuh ampunan ini………
Yang didalamnya ada malam seribu bulan.
Yuuuk………….giatkan bersedekah di bulan suci penuh ampunan ini………
Yang didalamnya ada malam seribu bulan.
Wassalamualaikum wr.wb
Amalan Yang Dapat Menambah Pahala Puasa
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Ada suatu amalan di bulan Ramadhan yang mesti kita ketahui bersama
demi meraih banyak pahala di bulan tersebut. Amalan tersebut adalah
i'tikaf. Bagaimanakah tuntunan Islam dalam menjalankan i'tikaf di bulan
Ramadhan? Berikut panduan ringkas yang semoga bermanfaat bagi para
pengunjung sekalian. Semoga Allah senantiasa memberkahi.
I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara
syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus
disertai dengan niat.
Dalil Disyari’atkannya I’tikaf
Ibnul Mundzir mengatakan, “Para ulama sepakat bahwa i’tikaf itu
sunnah, bukan wajib kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya
bernadzar untuk melaksanakan i’tikaf.”
Dari Abu Hurairah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ -
صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ،
فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ
يَوْمًا
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa beri'tikaf pada bulan
Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau
beri'tikaf selama dua puluh hari”.
Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10
hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -
صلى الله عليه وسلم - كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ
رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ
بَعْدِهِ
“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf pada sepuluh hari
yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau
pun beri'tikaf setelah kepergian beliau.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh
hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar,
untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah
bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika
itu.
I’tikaf Harus Dilakukan di Masjid
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,
وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka sedang kamu beri'tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali. Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan i’tikaf di masjid.” Termasuk wanita, ia boleh melakukan i’tikaf sebagaimana laki-laki, tidak sah jika dilakukan selain di masjid.
I’tikaf Boleh Dilakukan di Masjid Mana Saja
Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri'tikaf dalam masjid”.
Imam Bukhari membawakan Bab dalam kitab Shahihnya, “I’tikaf pada 10
hari terakhir bulan Ramdhan dan i’tikaf di seluruh masjid.” Ibnu Hajar
menyatakan, “Ayat tersebut (surat Al Baqarah ayat 187) menyebutkan
disyaratkannya masjid, tanpa dikhususkan masjid tertentu”.
Para ulama selanjutnya berselisih pendapat masjid apakah yang
dimaksud. Apakah masjid biasa di mana dijalankan shalat jama’ah lima
waktu ataukah masjid jaami’ yang diadakan juga shalat jum’at di sana?
Imam Malik mengatakan bahwa i’tikaf boleh dilakukan di masjid mana
saja (asal ditegakkan shalat lima waktu di sana, pen) karena keumuman
firman Allah Ta’ala,
وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ
“sedang kamu beri'tikaf dalam masjid”(QS. Al Baqarah: 187). Ini juga menjadi pendapat Imam Asy Syafi’i. Namun Imam Asy Syafi’i rahimahullah menambahkan syarat, yaitu masjid tersebut diadakan juga shalat Jum’at. Tujuannya di sini adalah agar ketika pelaksanaan shalat Jum’at, orang yang beri’tikaf tidak perlu keluar dari masjid.
Kenapa disyaratkan di masjid yang ditegakkan shalat jama’ah? Ibnu
Qudamah katakan, “Shalat jama’ah itu wajib (bagi laki-laki). Jika
seorang laki-laki yang hendak melaksanakan i’tikaf tidak berdiam di
masjid yang tidak ditegakkan shalat jama’ah, maka bisa terjadi dua
dampak negatif: (1) meninggalkan shalat jama’ah yang hukumnya wajib, dan
(2) terus menerus keluar dari tempat i’tikaf padahal seperti ini bisa
saja dihindari. Jika semacam ini yang terjadi, maka ini sama saja tidak
i’tikaf. Padahal maksud i’tikaf adalah untuk menetap dalam rangka
melaksanakan ibadah pada Allah.”
Yang Membatalkan I’tikaf
- Keluar masjid tanpa alasan syar’i dan tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak.
- Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 187. Ibnul Mundzir telah menukil adanya ijma’ (kesepakatan ulama) bahwa yang dimaksud mubasyaroh dalam surat Al Baqarah ayat 187 adalah jima’ (hubungan intim)
Yang Dibolehkan Ketika I’tikaf
- Keluar masjid disebabkan ada hajat yang mesti ditunaikan seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid.
- Melakukan hal-hal mubah seperti mengantarkan orang yang mengunjunginya sampai pintu masjid atau bercakap-cakap dengan orang lain.
- Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya.
- Mandi dan berwudhu di masjid.
- Membawa kasur untuk tidur di masjid.
Mulai Masuk dan Keluar Masjid
Jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka
seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada
hari ke-21 dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri
menuju lapangan. Hal ini sebagaimana terdapat dalam hadits ‘Aisyah, ia
berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
- صلى الله عليه وسلم - يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ ، وَإِذَا صَلَّى
الْغَدَاةَ دَخَلَ مَكَانَهُ الَّذِى اعْتَكَفَ فِيهِ - قَالَ -
فَاسْتَأْذَنَتْهُ عَائِشَةُ
“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa beri'tikaf pada
bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke
tempat khusus i'tikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata: Kemudian
'Aisyah radhiyallahu 'anha meminta izin untuk bisa beri'tikaf bersama
beliau, maka beliau mengizinkannya.”
Namun para ulama madzhab menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang
matahari tenggelam pada hari ke-20 Ramadhan. Mereka mengatakan bahwa
yang namanya 10 hari yang dimaksudkan adalah jumlah bilangan malam
sehingga seharusnya dimulai dari awal malam.
Adab I’tikaf
Hendaknya ketika beri’tikaf, seseorang menyibukkan diri dengan
melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi,
mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri
dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Semoga panduan singkat ini bermanfaat bagi pembaca sekalian. Semoga
menjadi ilmu yang bermanfaat dan membuahkan amalan tentunya.
Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat.
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
(rumaysho.com)
Langganan:
Postingan (Atom)